METRO, PENAEKSPRES.COM – Pemerintah Kota Metro di bawah kepemimpinan Walikota Bambang Iman Santoso dan Wakil Walikota, M. Rafieq Adi Pradana kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kali ini, keduanya turun langsung ke sejumlah wilayah di Kota Metro guna mengecek kondisi lingkungan dan potensi sarang nyamuk penyebab penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan serius itu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara nasional yang juga dikombinasikan dengan program satu rumah satu Jumantik atau Juru Pemantau Jentik.
Program tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam memantau dan menanggulangi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk di lingkungan warga.
Wakil Walikota Metro, M. Rafieq Adi Pradana menegaskan bahwa kunci utama dalam menekan kasus DBD adalah pencegahan. Menurutnya, identifikasi titik-titik genangan air di rumah-rumah warga sangat penting, mengingat nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak di air bersih sekalipun.
“Jadi dalam menangani kasus DBD ini, yang paling penting adalah pencegahan. Kita harus melihat mana saja titik-titik yang memungkinkan jadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,” kata Rafieq saat meninjau salah satu rumah warga secara acak di wilayah Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara pada Jumat 16 Mei 2025.
“Tadi saat meninjau langsung, kami melihat banyak pot bunga dengan air menggenang, saluran air yang tersumbat, dan bak mandi yang tidak dikuras berhari-hari, itu semua bisa menjadi sarang nyamuk,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa nyamuk tidak hanya berkembang biak di air kotor, tetapi juga di air bersih. Rafieq juga menggarisbawahi bahwa masalah DBD bukan sekadar isu musiman, melainkan tantangan tahunan yang harus terus dikawal secara konsisten.
“Target kita tahun depan, angka kasus DBD harus turun lebih rendah dari tahun ini. Kalau bisa, jangan sampai mencapai angka 100 kasus. Ini perlu menjadi perhatian bersama, air-air sisa seperti di botol atau gelas sebaiknya langsung dibuang atau disiram ke tanaman,” tambahnya.
Dalam kunjungannya ke Kecamatan Metro Utara, Rafieq juga menyoroti lemahnya sosialisasi kader Jumantik di beberapa wilayah. Ia menekankan perlunya pendekatan yang berbasis bukti agar pemerintah dapat memastikan bahwa upaya edukasi benar-benar sampai ke masyarakat.
“Tadi saya sudah sampaikan bahwa sebuah gerakan itu harus dibarengi dengan evidence, atau bukti. Misalnya, setelah kader jumantik melakukan sosialisasi, masyarakat diminta tanda tangan sebagai bukti telah menerima informasi. Ini penting agar pemerintah punya data yang akurat, dan saya akan melakukan pengecekan secara acak,” pungkasnya. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *