PENAEKSPRES.COM – Komisi II DPRD Metro kembali mensosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata. Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat dan pelaku ekonomi kreatif di Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat.
Ketua Komisi II DPRD Kota Metro, Fahmi Anwar menjelaskan, sosialisasi Perda tentang Pengembangan Pariwisata ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkan perekonomian di Bumi Sai Wawai. Terlebih saat ini telah ada payung hukum mengenai ekonomi kreatif tersebut.
“Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Metro 2014-2033 ini merujuk pada UU No 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. Kedua produk hukum ini ketika ada kelompok yang berkreasi dan berinovasi mengembangkan dunia usaha bidang ekonomi kreatif, banyak sekali masukan. Karena itu jangan heran. Itu merupakan tantangan untuk lebih maju lagi,” katanya, Senin (28/3/2022).
Diakuinya, usaha ekonomi kreatif banyak tumbuh dan berkembang seiring dengan berkembangnya destinsi wisata. Sayangnya, belum ada produk unggulan di Bumi Sai Wawai yang bisa ditawarkan kepada konsumen. “Pertumbuhannya sangat cepat. Namun, apa yang disodorkan kepada konsumen belum mewakili nilai-nilai lokal,” ujarnya
Karenanya, lanjutnya, dibutuhkan produk lokal sebagai ciri khas masing-masing wilayah. Produk tersebut juga diharapkan dapat diterima oleh masyarakat luas. “Bukan hanya masyarakat Kota Metro, tetapi masyarakat di luar Metro. Produk unggulan ini harus mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat saat berkunjung contohnya di Destinasi Wisata (Dewi) Amor,” katanya.
Anggota Komisi II, Wahid Asngari menambahkan mengenai pentingnya memunculkan produk unggulan di masing-masing daerah. Menurutnya, diperlukan inovasi-inovasi baru untuk menjadi daya tarik masyarakat datang ke lokasi destinasi wisata.
“Jangan sebaliknya. Contohnya saat ini banyak berdiri masjid-masjid besar di Kota Metro. Namun setelah diresmikan jamaahnya kian hari kian berkurang. Yang bagus itu adalah isi masjid (jemaahnya) dan mushalla kian hari kian mundur. Artinya, jemaahnya dari shaf pertama penuh ke belakang, bukannya shaf yang sudah penuh terus maju ke shaf terdepan,” ujarnya.
Demikian juga dengan usaha-usaha seperti Pasar Amor. Menurutnya, bukan hanya menampilkan produk seputar takjil pada saat Ramadan, akan tetapi lebih dari itu. “Tampilkan kekhasan Amor dari tempat lain,” pintanya. (hdi)