METRO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro menggelar Rapat Paripurna Penyampaian Raperda APBD Kota Metro Tahun Anggaran 2021 oleh Walikota Metro. Rapat paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kota Metro Tondi MG Nasution di Ruang Sidang DPRD setempat, Senin (16/11/2020).
Dalam sambutannya, Walikota Metro Achmad Pairin menyampaikan bahwa pendapatan daerah Kota Metro ditargetkan sebesar Rp 908,3 miliar. Yakni terdiri pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
“Untuk PAD Kota Metro ditargetkan mencapai Rp216,27 miliar. Diantaranya terdiri dari pajak daerah sebesar Rp29,6 miliar, retribusi daerah Rp7,3 miliar dan hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan sebesar 6 miliar dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp173,3 miliar,” paparnya.
Selanjutnya untuk dana transfer diproyeksi sebesar Rp667,27 miliar. Diantaranya terdiri dari pendapatan transfer pemerintah pusat sebesar Rp616 dan pendapatan transfer antar daerah sebesar Rp51,2 miliar. “Adapun lain-lain pendapatan yang sah diproyeksi sebesar Rp24,78 miliar yakni berasal dari dana hibah BOS,” jelasnya.
Sementara itu, untuk belanja daerah Kota Metro diproyeksikan sebesar Rp956,3 miliar yang terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer. Untuk belanja operasi diproyeksikan sebesar Rp834,22 miliar yakni terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp404,85 miliar, belanja barang jasa Rp404,6 miliar, belanja subsidi sebesar Rp29,7 miliar, belanja hibah Rp22,14 miliar, dan belanja bantuan sosial 2,58 miliar.
“Untuk belanja modal dialokasikan sebesar Rp110,64 miliar terdiri dari belanja modal tanah sebesar Rp5,2 miliar, belanja modal peralatan dan mesin Rp29,5 miliar, belanja modal gedung dan bangunan Rp31 miliar, belanja modal jalan bangunan dan irigasi 43,8 miliar, dan belanja modal aset tetap sebesar Rp988 juta. Kemudian untuk belanja tidak terduga dialokasikan sebesar Rp10 miliar dan belanja transfer Rp1,45 miliar,” paparnya.
Pairin menambahkan, untuk pos pembiayaan yang terdiri dari penerimaan pembiayaan diproyeksi sebesar Rp50 miliar. Yakni berasal dari SILPA dan pengeluaran pembiayaan untuk penyertaan modal Bank Lampung sebesar Rp2 miliar. “Dari uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan maka mengalami defisit APBD Kota Metro tahun 2021 sebesar Rp48 miliar yang ditutupi dari pembiayaan,” tukasnya. (hdi)